Rabu, 25 Januari 2017

Yang Hilang Akan Kembali

Dulu, kita dekat
Berteman dan berbagi cerita
Setiap malam melayangkan pesan singkat
Ataupun bertukar suara melalui ponsel
Sempat merasa nyaman
Namun kemudian hilang tanpa jejak..

Bertemu orang baru dan melupakanmu
Begitu terus sampai akhirnya kita berjumpa lagi
Dulu yang pernah hilang, kini kembali lagi
Kesini, kan ku peluk kamu dan menggenggam tanganmu erat
Takkan kulepaskan lagi..

Dibalik Lempengan Besi

Siangku retak. Pecah berkeping-keping
Sebuah hentakan mengagetkanku
Mencambukku dari ketidaksadaran diri
Kesalahan skenario yang membuat Sang Sutradara mengamuk..

Wajahnya bak kepiting rebus
Suaranya menggelegar membelah lautan
Nafasnya tersengal-sengal
Matanya terbuka seisi dunia
Tutur katanya pedas, menusuk hati, menajam seperti pisau..

Hariku memerah. Sore pun ikut terbakar amarah
Angin seolah tidak mau memberiku nafas
Hidup dibalik lempengan besi yang bising
Membuatku ingin mendobrak pintu ketidakbenaran..

Harapan di Pintu Langit

Tahun sudah berganti
Musim masih melanjutkan ceritanya
Masa lalu pun merentangkan tangan
Mengucapkan sayonara..

Kalimat tanpa sajak bisu mengungkapkan isi hati
Untaian kata mengantri untuk kau baca
Pahami, sadari, dan mengertilah
Tapi tak satupun yang kau anggap bermakna
Terbuang percuma..

Harapanku kau renggut
Menggantung dipintu langit tak berawan
Biru bersih tanpa goresan..

Jangan kau berikan harapan jika kamu tak mampu memberi kepastian..

(Rabu, 25 Januari 2017; dikamar kos)

 
Ini Blog Tentang Puisi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template