Sabtu, 08 April 2017

Sepucuk Sajak

Bisu dalam abjad
Buta diantara sajak
Tuli dengan kata puitis

Malam gelap tiada lentera
Hentakan mimpi membangunkan
Termenung sebentar
Menganyam huruf kembali

Tak ada yang lebih Indah dari tulisan
Tak ada yang lebih mengerti dari kalimat
Tak ada yang lebih menenangkan dari sajak

Dengannya aku bercumbu mesra
Mengisi setiap sudut yang kosong
Memenuhi dengan rangkaian aksara-aksara
Sebut saja "budak sajak", katanya.

Puzzle kehidupan tak pernah habis untuk ditulis
Menenun inci demi inci cerita hati
Untuk ini aku hidup, dibawah naungan sajak tak berujung
Aku hanya ingin bangkit dengan sepucuk sajak

#JumatBerkah, 7 April 2017

Jenuh

Porak-porandalah hati
Mengguyu kejamnya kehidupan duniawi
Pahit manisnya kalimat dari hati
Tak terbendung lagi

Langit mendesah, merintih lelah
Merasakan petirnya cambukan dahsyat
Seolah ingin berlari, tapi ada yang memegang erat

Mentari pun lesu
Tertunduk dihadapan semesta
Sebab kabut tak henti menghalanginya
Membutakan sinar disiang hari yang hujan

Angin berbisik, "Bangkitlah kamu!
Cakrawala sudah menunggu.
Benang-benang kehidupan siap dirajut.
Lautan biru akan menemanimu.
Deraian air mata  kan kutiup.
Perahu harapan pun kubangun.
Dan sinar Mentari mulai menyorot perlahan wajah sampingmu yang Indah itu.

Serta jenuhmu akan kuubah menjadi senyum kebahagiaan. "

#JumatBerkah, 7 April 2017

 
Ini Blog Tentang Puisi Blogger Template by Ipietoon Blogger Template